Diskusi dihadiri oleh jajaran Badiklat Kejaksaan Agung (KA) yang dipimpin oleh Ketua Badiklat, Bapak Soleh, tim SSR, Konsultan dan Narasumber Lokal, Tri Trisnohandoko dan Ali Aranoval, serta manajemen JSSP, yaitu Willem, Herni, dan Azhe. Sesi pertama adalah pemaparan dari Kepala Badiklat KA-RI, Bapak Soleh yang berisi mengenai struktur organisasi, program Badiklat (Teknis Fungsional dan Manajemen Kepemimpinan), jenis-jenis program pelatihan, dan fasilitas pendukung Badiklat yang meliputi ruang kelas, kapasitas asrama, fasilitas hiburan serta rencana kerja Badiklat dalam setahun. Sesi dua dibagi menjadi dua kelompok diskusi, yaitu Kelompok I terdiri dari Kabadiklat, Sesbadiklat, Tonnie (SSR), Tri Trisnohandoko (Narasumber Lokal), dan Azhe (Manajemen JSSP); dan Kelompok II terdiri dari para Kapus (Teknis Fungsional dan Manajemen Kepemimpinan), Anne (SSR), Ali Aranoval (Konsultan), Willem dan Herni (Manajemen JSSP).
Pada kelompok I, diskusi dibuka dengan presentasi Kabadiklat KA-RI yang memaparkan mengenai tugas pokok dan fungsi Badiklat, struktur organisasi, jenis-jenis pelatihan yang diadakan baik dari Teknis serta Manajemen dan Kepimpinan, perkenalan para pengajar dan fasilitas. Diskusi dilanjutkan dengan dari tim JSSP menjelaskan mengenai tujuan kegiatan baseline assessment yang meliputi 6 (enam) area yaitu organisasi, kompetensi, work load (beban kerja), program, monitoring dan evaluasi serta anggaran dengan menggunakan 3 titik analisa, yaitu kondisi saat ini, proyeksi masa depan, dan gap analysis.
Kelompok II membahas mengenai program Badiklat –fungsional dan Menpim, pengajar, ToT dan ToF. Hal-hal yang dibicarakan dalam diskusi ini adalah mengenai kewenangan Badiklat dalam pemilihan peserta diklat dan permasalahan budget untuk pelaksanaan diklat, jumlah jaksa di Indonesia serta proyeksi kebutuhan jaksa yang ideal bagi Indonesia, materi-materi yag diberikan dalam diklat, jumlah dan komposisi pengajar diklat, serta kebutuhan materi pelatihan.